Begini Hukum Aqiqah setelah Dewasa, Ini Penjelasannya

Begini Hukum Aqiqah setelah Dewasa, Ini Penjelasannya Begini Hukum Aqiqah setelah Dewasa, Ini Penjelasannya

Bagaimana hukum aqiqah setelah dewasa? Perperbincanganan tersebut sering terlontar dari orang-orang dewasa yang belum melakskerutunanannya.

Salah satu ajaran agama Islam ketika anak baru lahir adalah aqiqah.

Namun, kondisi ekonomi sering kali melangsungkan orang tua menundanya.

Kapan Aqiqah Sesuka membantunya Dilakukan?

Aqiqah bisa dilakukan orang tua kapan saja, ketika kondisi keuangan sudah memungkinkan, tidak harus ketika si anak cucu masih mini.

Moms, aqiqah bisa dilakukan ketika orang tua sudah mampu secara finansial akan mewujudkannya, sampai si anggota baligh.

Bagaimana jika aqiqah dilakukan dengan si anggota ketika dewasa karena sudah mampu secara finansial?

Ulama berjarak pendapat terkait hal ini.

Ada bahwa mengatakan aqiqah gugur atau tidak pantas dilakukan ketika si anak sudah baligh.

Namun ada juga yang mengatakan aqiqah boleh dilakukan sendiri oleh si kerutunan ketika sudah dewasa berikut mampu.

Hukum aqiqah selesai dewasa jadi simpang siur karena adanya pertidak samaan pendapat ulama ini.

Untuk lebih jelasnya, simak ulasan hukum aqiqah sehabis dewasa berikut ini.

Apa itu Aqiqah?

Sebelum mengetahui bagaimana hukum aqiqah sesudah dewasa, ketahui lebih paling dalam mengenai aqiqah itu sendiri.

Aqiqah bagi terminologi adalah hewan yang disembelih saat kelahiran ananda.

Orang tua layak menyembelih hewan kambing atas nama anak lagi mencukur bulu.

Dikutip daripada Islamic Aid, aqiqah lebih dibersediai untuk dilakukan di awal kelahiran.

Bisa 7, 14, atau 21 hari selesai kelahiran si anak.

Beberapa ulama berpendapat bahwa aqiqah dapat dilakukan atas kemudian hari sampai anak berusia dewasa.

Hewan nan disembelih bagi aqiqah adalah dua ekor kambing bagi kerutunan adam lagi satu ekor kambing bagi kerutunan perempuan.

Hukum aqiqah adalah sunnah muakad.

Artinya, aqiqah dianjurkan akan dilakukan sama orang tua atau wali anak cucu.

Salah satu tujuan dari dilakskerutunanannya aqiqah, yaitu sebagai wujud rasa syukur bersama menginnternasionalkan kelahiran anggota keluarga baru.

Aqiqah ialah bentuk rasa syukur kedua orang tua atas anugerah yang diberikan.

Hewan yang disembelih terus dimasak menjumpai disajikan atau dibagikan kepada keluarga, tetaraf, dan rekan sejawat.

Jika mengadakan Aqiqah, jangan lupa undang lagi tetangga adapun kurang mampu mengenai segi ekonomi.

Batas Aqiqah Anak sampai Umur Berapa?

Aqiqah adalah bentuk rasa syukur orang tua kepada Allah SWT atas nikmat karunia berupa anak.

Aqiqah juga bisa akan melindungi anak cucu dari godaan setan lagi menanggal penyakit.

Para ulama doang membilangkan bahwa aqiqah bisa mendampilkan anak kepada Allah.

Selain itu, sebagai pengingat para orang tua bahwa ada hak budak ekstra dalam Islam.

Beberapa ulama doang berpendapat bahwa aqiqah bisa dilakukan ketika dia sudah berusia dewasa, bersama bisa melakukan kepada dirinya sendiri. Jadi, ada hukum aqiqah setelah dewasa.

Akan tetapi pendapat ini masih simpang siur.

Sebab, aqiqah adalah anjuran agama kepada orang tua, bukan si kerutunan.

Sama seperti hewan kurban, hewan adapun akan aqiqah ada aturannya. Hewan pantas cukup usia dan layak.

Mengutup Muslim Hands, usia domba bagi aqiqah minimal berusia 6 bulan dan kambing berusia 12 bulan.

Selain itu, hewan juga patut membaik secara fisik.

Pastikan hewan demi aqiqah tidak rusak laksana patah ala tanduk atau gigi.

Sama dengan kurban, ketika sedang aqiqah, si penyembelih hewan layak membacakan niat aqiqah dan doa nan diatasnamakan si bayi dan kedua orang tua.

Bagaimana Jika Aqiqah Tidak Dilakukan?

Pasti ada di antara Moms yang bertanya, “Boleh tidak sih aqiqah itu tidak dilakukan? Bagaimana konsekuensinya?”

Seperti yang disebutkan sebelumnya, aqiqah adalah sunnah muakkad.

Untuk anak cucu pria dua ekor domba atau kambing mesti diumpankan, yang mesti memenuhi persyaratan yang sepadan bagai seekor domba bagi udhiya (pengorbanan).

Untuk kerutunan hawa, satu domba mesti diobjekkan.

Domba itu harus disembelih pada hari ketujuh, tetapi jika ada penundaan dapat disembelih kapan saja, berikut tidak ada dosa secara menundanya.

Meski demikian, lebih saling menolong dilakukan sesegera mungkin agar tidak lupa.

Ini kerap terjadi, saking lamanya beserta terus-menerus ditunda, cukup akhirnya terlupakan juga.

Aqiqah merupakan sunnah Rasulullah.

Nabi Muhammad SAW terus melakukan aqiqah atas kelahiran kedua cucunya Hasan lagi Husain.

Para sahabat nabi pun melakukan aqiqah bagi anak-anak mereka.

Jika memiliki kerutunan ada relanya segera lakukan aqiqah, mengingat tujuan dan keutamaannya.

Apalagi aqiqah tercantum merupakan ajaran ketimbang Nabi Muhammad SAW.

Meski ada hukum aqiqah selepas dewasa, ada saling menolongnya sisihkan tabungan demi melakukannya sesegera mungkin.

Ini Dia Hukum Aqiqah setelah Dewasa

Pasti terus bertanya-tanya, bagaimana hukum aqiqah sesudah dewasa?

Aqiqah memang bisa dilakukan kapan saja.

Sampai si orang tua mampu menyembelih kambing atau domba sepadan syarat.

Dikutip ketimbang Nahdlatul Ulama, hukum aqiqah berakhir ketika si anak sudah baligh atau dewasa.

Setelah itu si kerutunan bebas kepada memilih bagi melakskerutunanan aqiqah atau meninggalkannya.

Namun, ada pula hukum aqiqah setelah dewasa.

Harus dipahami, aqiqah bisa tidak dilakukan sebab orang tua karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan.

Jika kondisi ekonomi sudah memtidak emosi beserta bisa melaksanandaan aqiqah, ini pantas segera dilaksanandaan untuk orang tua.

Ketika si ananda sudah dewasa dan mampu, ia buntuk membeli kambing atau domba demi diberikan kepada orang tuanya.

Jika ada kesepakatan antara kedua pihak, maka aqiqah tercatat sah dilaksanakan.

Niatan orang tua akan melakukan aqiqah tetap terlaksana, kendati tertunda.

Nah, demikian uraian terkait hukum aqiqah setelah dewasa.

Semoga bisa membantu bersama memberikan pencerahan kepada Moms bersama keluarga, ya!