Nikmatnya Menyantap Salem, Peda, selanjutnya Sayur Menir Suku Samin

                         Nikmatnya Menyantap Salem, Peda, selanjutnya Sayur Menir Suku Samin                    Nikmatnya Menyantap Salem, Peda, selanjutnya Sayur Menir Suku Samin

Kedatangan saya bersama beberapa teman ke komunitas Suku Samin dari Dukuh Blimbing, Sambong Rejo, Kabupaten Blora - Jawa Tengah rupanya bertepatan bersama kunjungan Bupati Blora H. Arief Rohman menyertai rombongan. Hikmahnya, kami bisa ikut menikmati hidangan makan siang gratis menyertai mengenyangkan.

Rasa aneka menu adapun tersaji sungguh nikmat dempet lidah, juga menyehatkan. Bahan berupa buah dan sayurannya merupakan hasil melalui kebun organik mereka.

Untuk menemani Nasi Putih, Nasi Jagung, di dalam tampah tertata Ayam Goreng, Empal, Tempe Goreng, Bakwan Jagung, Ikan Peda, Bothok Mlandingan, Pepes Ikan Salem, Bothok Teri, Bakwan Jagung, Sayur Menir, dan Sayur Gori Ikan Pari.

Tanpa bisa mengontrol, air liur saya langsung mengembang dempet paling dalam mulut begitu melihat selanjutnya mencium aromanya yang menggoda. "Monggo, monggo, ayo ikut dahar. Ojo sungkan, jangan malu-malu nanti malah malu-maluin," kata Mas Bupati Arief berseloroh.

Ah, saya tak mau menunda sampai lawak-lawakran kedua. Bothok Teri, sambal, tempe, maka paha ayam goreng saya pilih menurut menemani secercah nasi putih mengawali makan siang itu. Bumbu bothok terasa pas dalam lidah. Gurih kelapa mudanya tak terlampau pedas. Aroma Petai Cina kian menambah sedap.

Ketika menu di piring tersisa kaum suap, mata saya langsung jelalatan mengincar menu berikutnya. Pilihan jatuh ke pepes ikan pindang salem akan dibungkus daun. Di di dalamnya ada kemangi. Dagingnya lunak selanjutnya gurih. "Itu Ikan Salem akan sudah dihilangkan durinya," jelas Mbah Warsiyam, sang koki, menreaksi seorang tamu di dalam rombongan bupati. Bumbunya, papar si Mbah lebih lanjut, biasa saja. Ada bawang merah, bawang putih, kemiri, cabe akan dihaluskan. Setelah durinya dihilangkan terus dibungkus daun ditambah kemangi. "Dikukus terus dibakar," ujarnya.

Selain Salem, ada Ikan Peda bahwa dimasak tumis lewat bawang merah, bawang putih bersama cabai. Rasanya tak asin bagai biasanya. Semula saya tak mengenali kalau itu peda karena kepalanya sudah dihilangkan. Kata Mbah Warsiyam, sebelum digoreng peda tercatat dijemur sampai kering.

Berikutnya saya mulai icip-icip menu berkuah, sayur menir. Sayur ini berbahan dasar bayam ditambah potongan pepaya muda maka jagung muda yang dihaluskan. Bumbunya bawang merah maka temu kunci.

Rasanya sedikit lagi sama dengan Sayur Bayam Bening. Karena jagungnya dihaluskan, kuahnya terlihat agak keruh. Tapi begitu disruput rasanya begitu bugar dan cenderung manis.

Melihat ada beberapa menu yang tersisa, Mbah Warsiyam bersiap membungkusi satu persatu mengiringi menawari agar kami membawanya sebagai balasan-balasan. Kami kenal diri. Sudah mendapakan makan siang gratis sudah lebih dari cukup. Biarlah menu tersisa itu merupakan balasan-balasan rombongan Mas Bupati.